Senin, 21 November 2011

Dibalik Suatu Bencana

Oleh : Oki Lukmanul Hakim
(Aktivis BEM-J BKI)


Beberapa bulan kebelakang bangsa kita telah mengalami beberapa bencana, dan kitapun sudah mengetahui berbagai kejadian yang terjadi di Negara kita, mulai banjir di Wasior, ibu kota terkena banjir yang sudah pasti setiap tahunnya terjadi kebanjiran, selain itu bencana yang masih hangat di telinga bangsa Indonesia yaitu terjadinya gempa dan tsunami di kepulauan mentawai  yang mengakibatkan 311 orang meninggal,  411 orang dinyatakan hilang, dan 2.000 kepala keluarga mengungsi yang tak tau kapan mereka akan merasakan hidup seperti yang sebelumnya terjadi bencana. Tak terlupakan juga bencana yang terjati di daerah istimewa Yogyakarta, kotayang dijuluki kota pelajar ini mengalami musibah yaitu gunung merapi meletus yang mengakibatkan 21 orang tewas dan ratusan orang mengungsi.

Sebagai bangsa Indonesia kita harus faham dan tahu keadaan tanah airnya sendiri, para ahli mengatakan Negara Indonesia adalah Negara yang rentang dengan bencana alam, karna daratan yang ada di Indonesia dikelilingi perairan dan gunung-gunung yang dinyatakan akiif.

Melihat pelbagai kejadian yang terjadi di Negara kita, maka kita seharusnya bertanya kenapa Indonesia kerap sekali dengan bencana adakah alasan selain yang dipaparkan oleh para ahli yang mengedepankan hal-hal yang ilmiah atau teoritis yang bisa mereka ungkapan dari hasil mereka sendiri melalui berbagai percoban, tapi mereka lupa dengan sisi lain, mereka tidak menyinggung bagaimana menurut agama, dan bagaimana menurut budaya yang biasa dianut dan dipercaya sebagian besar bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia adalah bangsa beragama dan berbudaya. Jika melihat dari segi agama, semua agama mengajarkan magaimana kita memelihara alam dengan baik dan bagaiman pula menjawab alasan kenapa alam marah kepada kita? Kita seharusnya sadar bahwa alam tidak akan marah jika kita tidak merusaknya. Coba kita lihat sekarang ini mesyarakat malah sebaliknya, mereka bukan memelihara alam, bukan menyayangi alam, mereka malah merusaknya. Pantas aja alam marah pada kita, mereka juga mahkluk dan sama mereka ingin di pelihara dan disayang sebagaimana sikap mahkluk hidup lainnya.

Kemudian budaya pun mengatakan demikian, budaya mengajarkan bagaimana sikap kita pada alam, dan bagaimana kita harus mengerti dan menghormati alam. Bukan berarti kita harus menyembah pada alam, tapi kita patuh pada alam, karna apa? Karna tadi diatas sudah dijelaskan bahwa alam juga mahkluk yang sama ingin di pelihara dan disayang sama muhkluk lainya. Kadang juga agama dan budaya dapat menjawab pelbagai kejadian alam yang terjadi di Negara kita ini.

Sebagai manusia yang diberi akal, janganlah kita memandang suatu kejadian atau musibah dari satu sudut pandang saja kita punya agama dan budaya, agama mengajarkan pada umatnya bagaimana sikap pada alam. Bahkan dalam al- Qur’an dijelaskan “ alam ruksak karana ulah manusia sendiri”. Maka kita harus sadar ada apa dengan kita kepada alam? Bahkan ketika tejadi suatu bencana kita, agama pun memberi  jawaban, apakah ini suatu cobaan, peringatan, atau suatu siksaan berupa hadiah yang diberikan Tuhan pada Manusia. Kalaupun ini adalah suatu cobaan yang datang dari Tuhan Allah SWT, maka sebagaimana yang tersirat dalam ayat-ayat dalam Al-qur’an yang menjelaskan bahwa, ketika kita mendapati sebuah musibah, maka kita harus kembalikan padaNya selaku yang berkuasa atas alam ini, Kita hanya bisa bedo’a dan berharap kepada Tuhan mudah-mudahan pelbagai musibah yang terjadi di bangsa kita ini adalah suatu ujian, yang kemudian Iman kita semakin kuat. Amin…

Komentar Yuk..