Oleh : Fauzan Anwar Sandiah
![]() |
Picture by : http://www.usborderlaw.com |
Anne Roe (28 Agustus 1904- 28
Juni 1991), adalah seorang dosen di Universitas Arizona, sekaligus juga Psikolog
ternama Amerika. Karyanya yang terkenal adalah The
Psychology of Occupations (1959). Pandangan Roe mendapatkan respek yang
baik dari ahli bimbingan konseling di Indonesia, Winkel menempatkan teori Roe
sebagai bahan dalam memahami bimbingan karir.
Roe berpandangan bahwa corak
pergaulan dan pendidikan keluarga akan mempengaruhi keputusan individu dalam
memilih karir/jabatan. Gaya interaksi dan pendidikan didalam keluarga juga akan
membentuk kebutuhan-kebutuhan individu.
Winkel (2010), orangtua yang
memperlihat gaya interaksi hangat dengan oranglain cenderung membentuk anak
untuk juga ikut membina hubungan hangat bersama oranglain, begitupun
sebaliknya. Hubungan antara pemilihan karir atau jabatan dengan gaya interaksi “hangat-dingin”
ini berkorelasi dengan klasifikasi atau kategori besar karir atau jabatan yang
dibuat Roe, yakni (1). Person oriented, (2). Non-person oriented. Person oriented
adalah jenis karir atau jabatan yang dalam pelaksanaannya banyak berhubungan
dengan oranglain sedangkan non-person oriented adalah karir atau jabatan yang
lebih banyak berhubungan dengan benda.
Individu yang tumbuh dan
berkembang dengan kasih sayang diantara interaksinya dengan orangtua cenderung
memilih person oriented sebagai tendensi karir atau jabatannya. Karir atau
jabatan person oriented antara lain ; social working, penyedia jasa, konsultan
dll. Sedangkan individu yang diperlihatkan oleh orangtuanya gaya interaksi
dingin dengan oranglain akan cenderung pada klasifikasi kedua, yakni non-person
oriented. Individu ini lebih cenderung pada pekerjaan berorientasi dengan benda
seperti programmer, peneliti, petani dll (Winkel 2010).
Person oriented digambarkan oleh
Roe sebagai akibat dari terciptanya kebutuhan individu untuk diterima oleh
oranglain, sedang non-person oriented adalah akibat dari terciptanya kebutuhan
untuk merasa aman dan terlindungi (Winkel 2010).
Dukungan Psikologi Sosial
Hubungan antara pengalaman masa
kecil terhadap masa depan individu atau mungkin spekulasi tentang peran faktor genetik
bagi sikap dan perilaku membuat pembahasan yang menarik dalam kaitannya
terhadap bimbingan karir.
Baron & Byrne (2005),
menyatakan bahwa interaksi antara anak dan orangtua sebagian besar mempengaruhi
masa depan mereka karena, keluarga merupakan tempat belajar dan memperoleh
pengalaman. Ternyata apa yang dipandang oleh Roe mengenai hubungan interaksi
individu dan kecenderungan individu untuk membina hubungan interaksi dengan
oranglain juga sama dengan kesimpulan ; Dissanayake (2000), Foltz,dkk (1999), O’Leary
(1995).
Seperti yang dijelaskan
sebelumnya bahwa pandangan Roe mengenai klasifikasi dasar karir atau jabatan
dihubungkan dengan tendensi interaksi individu. Apabila individu memperoleh
contoh dari orangtua yang mudah berinteraksi maka, individu akan memilih person
oriented. jika tidak, maka individu akan memilih non-person oriented.
Karir atau jabatan, interaksi dan
dukungan psikolog sosial diatas membawa pada gagasan yang sama, yakni bahwa
interaksi dengan orangtua mempunyai implikasi serius atas bagaimana mereka
berinteraksi ketika dewasa dan secara otomatis ketika dipadankan dengan
pandangan Roe, maka implikasi ini juga berhubungan dengan pemilihan karir atau
jabatan.
Sebuah ilustrasi yang mungkin bisa menggambarkan bagaimana hal ini terjadi. Sebut saja Sam, seorang pemuda yang
dibesarkan dilingkungan tentara dan politikus akhirnya memutuskan untuk ikut
pendidikan militer selama beberapa tahun dan kemudian mendapatkan jabatan yang
bergengsi dibidang ini. Tak lama kemudian seperti mengikuti jejak orangtuanya
yang terjun di wilayah politik, akhirnya Sam memutuskan untuk juga ikut
mengurus partai politik yang didirikan oleh orangtuanya (ayah).
Beberapa temuan mengejutkan
mengenai peran genetik dalam sikap individu menggugah kita. Apa hubungannya
dengan jabatan atau karir?. Sikap individu merupakan evaluasi terhadap
aspek-aspek sosial yang juga berarti bahwa ini menyangkut
pekerjaan/karir/jabatan sebagai bagian dari kehidupan kita. pandangan peran faktor
genetik memang ditolak sebagai bagian yang mempengaruhi individu. Artinya penurunan
sifat bawaan dari orangtua tidak ada, bahkan mahzab terpopuler tentang minat
dan bakat yang terbaru bertemakan tentang pengaruh lingkungan-sosial(Sarlito,
2011). Akan tetapi temuan dari Arvey,
1989 dan Keller, dkk 1992 (dalam Baron & Byrne, 2005) memperlihatkan
hubungannya.
Pemikiran terjadi didalam otak
dan otak merupakan organ yang memiliki pengaruh jelas genetiknya, ujar Baron
& Byrne menanggapi bukti dari Arvey dan Keller. Pendapat George (1990) yang
diambil oleh Baron dan Byrne turut mendukung penyimpulan bahwa faktor genetik
banyak mempengaruhi watak dan pembawaan individu apakah cenderung positif atau
negatif.
Pembawaan sikap positif dan negatif
individu yang diturunkan dari orangtua akan mempengaruhi bagaimana individu
tersebut bersikap. Dengan kecenderungan positifnya individu akan selalu bersikap
positif akan karir atau jabatan yang diperolehnya, sedangkan yang negatif akan
cenderung tidak betah dengan karir atau jabatan yang tidak sesuai mood atau
karakternya (banyak mengeluh).
Otokritik dan Kritik
Menurut Winkel (2010) pada tahun 1972,
Roe meninggalkan pandangannya sendiri mengenai pengaruh corak pergaulan yang
mempengaruhi pemilihan karir atau jabatan. Meskipun demikian, Winkel
berkeyakinan bahwa pandangan Roe ini masih memiliki relevansi bagai konselor
karir. Sehingga Winkel memasukkannya kedalam salah-satu dari enam teori utama
untuk menggambarkan perkembangan karir individu.
Kita juga perlu mempertanyakan
mengapa ada anak seorang narapidana bisa memperlihatkan integritas moral yang
baik?, atau mengapa ada pemimpin yang dibesarkan dari lingkungan yang bersahaja
dimata koleganya dianggap diktator?. Dan perlu juga pendalaman mengenai apakah
yang dimaksud dari esensi person oriented dan non-person oriented, apakah
memang benar bahwa petani itu adalah jenis karir yang berakibat dari dinginnya
interaksi dimasa kecilnya?. Bukankah ini seperti bertolakbelakang dengan
pengetahuan umum kita akan keluarga petani yang sebagian besarnya justru berada
dalam gotong-royong serta kesahajaan?. Dan bukankah mereka (petani) dalam studi
lain mengatakan bahwa golongan ini memiliki solidaritas yang tidak terorganisir?
(James Scott, 1989)
Demikian, Wallahu a’lam bishshawaab,
Al-Fakir Illa Allah, Nashrun Min Allah Wa Fathun Qorib