Sabtu, 10 Maret 2012

Bimbingan Konseling Islam Karier (BKI Karier) : Pengantar

Oleh : Fauzan Anwar Sandiah



Karir tidak jauh berbeda dengan maksud yang terkadung dalam arti kata pekerjaan, meskipun Winkel mengatakan bahwa jika kata pekerjaan diterjemahkan kedalam bahasa inggris sebagai job,  employment, masih belum menyatakan makna keseluruhan dari kompleksitas makna pekerjaan bagi individu (WS. Winkel, 2010: 623-624). mungkin itu pula yang menyebabkan kata bimbingan konseling lebih tepat dipadu dengan karir, sebagai terjemahan dari career, dan makna terdekat dengan occupation,dan vocation daripada kata pekerjaan, dimana kata pekerjaan dianggap tidak mewakili kepuasaan dan ketertarikan individu pada aktivitas yang ditekuni, sehingga tidak melibatkan “panggilan hati” pada ketertarikan akan suatu aktifitas (WS. Winkel, 2010:623-624).

sejak 1908, founder bimbingan konseling, Frank Parson memulai disiplin ilmu ini, dengan gerakan bimbingan efisiensi kerja (istilah tim UNY, dalam BK Sekolah Menengah, 1993:1) yang sangat mempengaruhi sistem pendidikan di Amerika saat itu (khususnya pada usulan mengenai memasukkan unsur Vocational Guidance pada kurikulum). maka sejak awal, gerakan bimbingan telah berorientasi pada pembinaan individu terkait vokasi/karir. sehingga jika bimbingan konseling berbicara dalam konteks karir tentu tidak asing lagi, karena ini adalah awal embrio dari disiplin ilmu ini.

Individu dan karir

pandangan atau pemikiran seputar individu dan karir, beberapa beragam, ada yang memiliki kesamaan dan bahkan ada yang mengalami pengembangan. Frank Parson misalkan berasumsi bahwa dalam menentukan karir individu, maka hal yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan korelasi terhadap kemampuan, dan tuntutan ideal dari sebuah pekerjaan, kemudian adapula pandangan kelompok Ginzberg, yang mengklaim cara pemilihan jabatan itu berjenjang, misalkan ada tahap fantasi(0-11 tahun), tahap tentatif(11-17 tahun), tahap realistis(17-25 tahun). kemudian ada Anna Roe, yang mengatakan bahwa perlakuan orangtua terhadap anak sangat mempengaruhi pemilihan karir(meskipun akhirnya juga disangkal oleh Anna Roe sendiri). kemudian adapula teorinya Donald Super (bagi penulis hampir mirip dengan teori kelompok Ginzberg, Cuma berbeda pada prinsip, serta tidak adanya pengakuan akan fase decline, dalam teori kelompok Ginzberg. untuk mengujinya lebih jauh memerlukan studi tentang metodologi yang digunakan oleh masing-masing). Donald Super memiliki pandangan akan perkembangan karier, growth, eksplorasi, pemantapan, pembinaan, kemunduran.

masih ada beberapa lagi pemikiran yang menyangkut individu dan karir didalam bimbingan konseling karir, namun pandangan Donald Super akan Vocational Maturity, bagi penulis merupakan konsep yang praktis dalam mendapatkan keterangan mengenai sejauh mana individu dan karir berhubungan. Vocational Maturity, atau kematangan vokasional, memberikan pedoman bahwa keberhasilan individu mengerjakan pekerjaan secara bertanggungjawab dan dengan kesadaran penuh dapat menjadi indikasi kematangan/pemantapan dengan karir tersebut. 

bagaimana Islam memandang?

untuk catatan tambahan mengenai mengapa bimbingan konseling karir (BK karir), diubah-judulkan menjadi bimbingan konseling islam karir (BKI Karir)?. pertimbangan praktisnya adalah karena bimbingan konseling islam merupakan bidang yang sedang penulis tekuni, dan yang kedua ini adalah upaya menggelorakan perspektif islam didalam disiplin ilmu, sehingga mungkin jika dianggap meng-asimilasi disiplin ilmu tidak juga benar sepenuhnya. setidaknya konsep integrasi-interkoneksi memberikan kemudahan dalam mendekati disiplin ilmu dengan “mengintervensinya” melalui pendekatan similarisasi. (tapi bukan sekedar menyamakan konsep secara apa adanya tapi juga tetap mengindahkan pendekatan konfirmatif dan korektif).
pada bagian ini akan menjadi sangat panjang jika penulis harus mencoba secara mendalam mengusutnya, selain juga karena keterbatasan kemampuan dalam kajian lintas perpspektif juga karena keterbatasan akan waktu. maka secara singkat disini akan dibahas mengenai mengapa BK Karir diubah-judulkan menjadi BKI Karir.

alasan pertama muncul secara pribadi dari penulis ketika membaca buku karangan Malik Badri (1996),Dilema Psikolog Muslim (sebelumnya ini merupakan karya terjemahan dari The Dilemma of Muslim Psychologists 1979, penulis belum mendapatkan informasi apakah karya ini telah mendapatkan revisi atau belum), kemudian ada buku Anwar Sutoyo, Bimbingan Konseling Islami Teori & Praktik(2009), dan banyak lagi, Zakiah Darajat, Jalaludin Rakhmat, Hannah Djumhana Bastaman dlsb, yang pada intinya melihat ada ketidakutuhan dalam melihat teori-teori psikologi mengenai manusia.  sehingga menyebabkan kesalahan fatal dalam kelanjutan implementasinya dalam applied science.

dalam konteks bimbingan karir, apakah individu yang memilih pekerjaan berdasarkan pada rasa puas, Vocational Satisfication sudah terselesaikan problemnya?. dalam bimbingan konseling islami (islam atau islami juga belum akan dibahas dalam tulisan ini), tema pokok mengenai manusia adalah tentang kembali kepada fitrah(Anwar Sutoyo, 2010:23,41), kembali pada fitrah berarti mengarahkan manusia berdasarkan pada potensi bawaannya (pada bagian ini harus penulis akui amat sangat luas jika membahas ini terutama karena ini menyangkut Al-Qur’an, maka kaidah-kaidah penggunaannya pun perlu dipertegas akan tetapi untuk menghindari terlalu luasnya cakupan pembahasan maka terkait metode, model tafsir silahkan melihat pada buku Anwar Sutoyo, Bimbingan Konseling Islami Teori & Praktik). konsep kembali pada fitrah ini berimplikasi pada keseluruhan padangan dalam bimbingan konseling islam, termasuk bimbingan konseling islam karir (BKI Karir).

juga berarti dalam konteks bimbingan konseling islam karir (BKI Karir), individu sebagai ciptaan Allah Swt tidak mungkin lepas dari tuntutannya sebagai makhluk yang hanya memiliki fungsi sebagai pengabdi. dengan kata lain segala macam karir tidak bisa dipisahkan dengan nilai-nilai ini. pemahaman yang ditawarkan BKI Karir adalah bahwa semua pekerjaan, karir, jabatan itu ditujukan untuk mengabdi dan mencari keridhoan Tuhan.

dengan memulai pembahasan bimbingan konseling karir dalam tanah islam tidak lantas juga memandang jauh teori-teori yang sudah ada. akan tetapi perlu diingat teori-teori yang sudah dibangun dalam bimbingan konseling karir pun banyak mendapatkan sanggahan karena ketidakutuhannya. semisal teori Anna Roe, (dalam catatan WS. Winkel) diakui oleh Anna Roe sendiri memiliki kekurangan. berupa tidak memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pilihan jabatan.

Demikian, Wallahu a’lam bishshawaab,
Al-Fakir Illa Allah, Nashrun Min Allah Wa Fathun Qorib

Komentar Yuk..