Senin, 21 November 2011

Australia dan Tragedi Ilma

Oleh : Rina Mulyani
(Aktivis BEM-J BKI)


Cahaya fajar akan segera tunjukkan existensinya. Binatang malam yang biasanya kompak dengan paduan suaranya, tiba-tiba lebih memilih untuk mengheningkan cipta malam ini. Hanya semilir angin yang terus mencoba menerobos ventilasi sepetak ruangan yang menjadi tempat peraduan tiap-tiap malamku, temaniku gerakkan pena biruku di atas lipatan kertas yang beberapa lembar lagi terlihat akan penuh.

            Desember malam ke 21 menjadi saksi dari lembaran-lembaran malam yang sebelumnya terasa sulit sekali mata ini tuk sekedar terpejam. Padahal, mungkin di alam maya sana, bunga tidur sedang antri tuk dapat kunikmati. Sayang...mata belum setuju untuk kulelapkan. Rasio ini terus melayang, berfikir akan sesuatu yang entah menari-nari membentuk goresan apa. Tak  jelas. Untung saja persediaan kertas masih ada banyak di balik laci mejaku. Nggak akan khawatir stok bakal habis.

Kubiarkan angan ini melayang bebas. TentangMu, Tentang kuliah, tentang sahabat, tentang keluarga, tentang dia, tentang zaman, tentang rencana masa depan, tentang hidup, tentang mati, tentang hidup setelah mati, tentang hati yang terkadang mati karena lepas kendali, tentang isi dompet sekalipun sempat kupikirkan, tentang tangisan negeri ini, tentang ini, tentang itu dan tentang semuanya. Kucoba tak kuluputkan satupun dari renungan bersama tarian penaku.

Saat semua mengalir, kucoba tumpahkan beban yang buat dadaku sesak, ponselku menyala-nyala. Sengaja kupilih senyap sebagai profilnya, karena aku nggak ingin nadanya menjadi pengganggu kamar sebelahku, bisa-bisa ngomel tujuh turunan nggak habis Omaku. Oma paling nggak suka dengan nada ponsel. Katanya manusia itu aneh, sebegitu bergantungnya dengan benda satu ini, sampai-sampai mau sujud menghadap Tuhannya tetap saja dibawa. Kalau nyawa telah dicabut izrail saja benda ini baru ia lepas (maklum, oma lahir pada di zaman Indonesia masih berada di tangan adikuasa, jadi agak asing dengan teknologi, mungkin saja waktu itu perusahaan ponsel belum selesai garap konsep proyeknya, he”)

Kuraih dan segera kubuka, barangkali penting terkait tugas kampus besok lusa. Ternyata salah, tertulis nama “Azizi”. Kubaca isi pesan, senyum segera kuurai. Dia memang selalu buatku berdecak kagum. Pesan singkat yang dirangkai dengan psikolinguistiknya yang tentu punya kelas,  jadi tidak tampak bahwa maksud kalimat itu adalah sekedar pengingat  untuk qiyamulail. Malas kutanggapi. Walaupun tetap kulaksanakan setelah beberapa menit tulisanku selesai.

            Pagi ini sepertinya aku libur kampus, malas juga buat keluar. Meski baru aja Tiwi menghubungiku ngajak keluar. Rasanya kamarku masih ingin aku menjadi penghuni tetapnya. “ Ayolah . .Ilma, kamu gak boleh terus- terusan kayak gini, mengurung diri nggak jelas, kamu butuh ngerti suasana luar,,,” paksa Tiwi padaku. “ Wi,,, aku nggak ngurung diri…lagian dirumah aku juga nggak nganggur, banyak yang mesti tak slese’in. Tiwi ngajak yang lain aja yaach..?” dengan terus meyakinkan Tiwi bahwa aku menolak karena aku lagi banyak pekerjaan, bukan karena aku malas ketemu Rizal, aku tau pasti Tiwi ngajak Rizal dan si gendut Iman buat keluar pagi ini.

            Sebenarnya memang aku malas ketemu laki-laki itu. Bukan apa-apa, terlalu aja dia itu berlebih. Hmmm….Kenapa lagi-lagi  jutaan manusia di dunia ini selalu dibuat pusing jika berurusan dengan persoalan “CINTA ?????” Aneh sekali……….(walaupun Termasuk aku juga….!!! J ). Tak taulah aku, mau  gimana sikap Tiwi setelah ini, yang jelas seharian ini akan kuhabiskan waktuku untuk bergerilya dengan tintaku, titik.
            “Zidni…..Ilma…….zid khubbuka,,,,,

            Seribu, dua ribu, tiga ribu, bahkan tak terhitung lagi manusia selalu meminta, berharap, memohon pada Tuhan mereka….untuk ditambahkan cintaNya, ditambahkan kasihNya, ditambahakan rohman RohimNya, dikabulkan segala yang jadi ingin pintanya. ……

”ud’uni istajiblakum...” begitu kata Allah, harus digaris bawahi bahwa Tuhan selalu mengurusi makhlukNYa, Dia tidak pernah merasa jemu menerima keluhan-keluhan kita. Dia akan mendengarkan dengan setia apa saja yang kita sampaikan. Bahkan dia akan marah jika ada hambaNya yang tidak memohon. Karena kekasihNya, Rasulullah juga bersabda : “siapa yang tidak memohon kapda Allah, maka murkalah Dia kepadanya”

Dalam hal ini Prof. Dr. Hamka  dalam do’a-doa Rasulullah juga menyatakan: Kita disuruh mendesakkan doa kita kepada Allah, yakni desakan dengan arti yang baik. Doa bukanlah alamat dari kelemahan, melainkan akan menimbulkan kekuatan, yaitu memberikan iklim positif atau menunjukkan jiwa semata-mata hanya kepada Allah. Bebas mencari perlindungan kepada sesama makhluk. Karena dengan meminta kepada sesama makhluk, pasti yang timbul hanyalah rasa jengkel. Mengapa meminta kepada pintu yang tertutup, sedangkan pintu Allah saja selalu terbuka........................................?”

Ting tong….”assalamu’alaikum…..” terdengar suara bel dari balik pintu.
Grreggh, seketika Ilma hentikan tarian penanya. “ siapa ya, pagi-pagi gini namu..?”, batinnya berontak. “ iyaaaa, wa’aalikumsalam….tunggu”, beranjak menuju sumber suara. Kreeeek…(terdengar pintu dia buka). Hanya ada selembar amplop tanpa ada jejak penghantar. Tentu heran jadi reaksi pertama Ilma, ada bel tapi nggak ada makhluk yang mencet. “ gila’…ada setan siang bolong gini, wo’ow… apa ini?” sambil pelan-pelan ia ambil amplop tanpa identitas itu, ia bolak-balik, nggak ada nama pengirimnya. ” Ah, buang aja lah!” tapi kemudian pikirannya  berikan stimulus, entahlah berapa detik jika fisika ikut terapkan ilmunya buat ngitung, lebih cepat dari jalannya kilat soalnya, hatinya serta merta saja setuju dan memberatkan tangannya untuk melempar amplop itu ke tong sampah yang tepat berada di sebelah kanan pintu masuk rumahnya.

            Masuk kamar dengan dipenuhi jutaan kalimat tanya, yang jika digambar, mungkin otaknya mirip dengan benang layang-layang anak desa yang begitu ruwet karena nyangkut di antara pohon, tiang listrik, dan pagar tanaman sekitar kampung. Hampir tak ditemukan ujung pangkalnya. Mau tanya orang lain juga gak jelas siapaa yang akan dia tanya. Ya sudahlah,,biar ketemu jawabannya dia buka, dan ternyata hanya berisi kertas ukuran 10x10 cm. Tertulis simbol yang justru menambah deretan tanda tanya di benaknya.” Ini petunjuk harta karun apa ya ??????? dasssar mau kasih rizki aja, ribet! ! Tuhan….. ini hadiah dhuha ku apa gimana sich? huuuch, otak ku gak sederajat dengan Einstein ini, mana bisa aku terjemahkan simbol gak jelas gini”. Sudah sebulan ini, hampir setiap hari Ilma selalu didatangi amlop misterius di depan rumahnya, tanpa ada identitas yang jelas. Terkadang berisi puisi, lain waktu isinya nasehat, walah-walah pokoknya kalau dibikin sebuah buku, penerbit dah siap buat terbitkan.

            Ilma memang sedikit ceplas ceplos, tomboy-nya suka timbul tenggelam. Kadang kala cueknya nggak bisa dibendung. Walaupun di cassingnya dia lebih banyak tampil sebagai muslimah yang kalem. Tapi dia cerdas, dan bisa memposisikan dirinya kapan harus kalem, kapan harus  banyak argumen. Kali ini cueknya mendominasi. Masa bodoh dengan kertas simbol itu, dia lempar ke dalam laci mejanya setelah dia lipat rapi, “ Siapa tau bisa jadi bahan penelitian, tinggal bikin proposal, dan cari dosen pembimbing, lulus deh! He”” cengas-cengisnya santai.

“Sudah hampir tahun ketiga perasaanku menari bebas, tak jelas, tak ada yang mengerti, kecuali yang menciptakan rasaku….aku bukan patung, aku bukan hewan, aku juga bukan iblis, apalagi malaikat. Kalau sabar tak ada batasnya? Apa perasaan tak ada batasnya juga........Tuhaaannnnn........

             Belum tuntas, tiba-tiba gelombang radio dari airphone yang menempel di telinganya keluarkan suara yang sepertinya perlu ada perhatian khusus untuk pahami maknanya.

“Al-wadud terambil dari kata yang terdiri dari huruf wawu dan dal berganda, yang mengandung arti “cinta” dan “harapan”. Ahli tafsir al biqo’i menambahkan, rangkaian huruf tersebut mengandung arti “kelapangan” atau “kekosongan”. Ia adalah kelapangan hati dan kekosongan jiwa dari keinginan buruk. Bukankah yang sekedar mencintai sekali-kali hatinya kasal terhadap kekasih yang dicintainya...? ya....kata ini punya makna cinta. Ia adalah cinta yang tampak buahnya dalam sikap dan perlakuan”.

            “Dalam alqur’an al wadud ditemukan dua kali, dalam konteks anjuran tobat(Q.S.hud;90) kedua tentang konteks sifat Allah(Q.S. Al Buruj:12-!3). Menurut Quraisy Shihab, kata ”wadud” dapat dipahami dalam arti obyek “yang mencintai dan yang mengasihi” dan dalam arti subyek yakni “yang dicintai”. Allah wadud yakni yang dicintai makhlukNya dan Dia pun mencintai mereka, kecintaan yang tentu saja tampak dalam kehidupan nyata.

            “Komentator  Alqur’an kontemporer Muhammad Asad menambahkan  menanamkan cinta (endow with love) makna itu dipahami dari Q.S Maryam : 96, dan dia mengatakan Bestow on them his love and endow them with the capability to love his creation, as well as them to be loved by their fellow men ”( menanamkan kepada mereka cintaNya  dan menanamkan (pula) kepada mereka dengan kapabilitas untuk mencintai ciptaanNYa, serta saling mencintai sesama manusia

 “Andai mampu........... kan qberikan cintaku untukmu atas Tuhanq...

            Akhir kalimat itu sempat DJ menyebut bahwa paragraf singkat yang susah dimaknai oleh Ilma itu adalah untuk dirinya. Ini juga, dari si misterius.......! bener-bener ini orang siapa siiichh? Bosan aku, tapi tiap kalimatnya emang ada benernya juga”, celetuk Ilma dengan kesal sekaligus penasaran. “ Saatnya mungkin besok akan kucek ke radio yang bersangkutan ini”

            Belum tuntas ia melayang-layang dengan urusan hatinya, kini kabar buruk menimpanya, kabar yang membuatnya benar-benar ingin berontak, kabar yang buatnya benar-benar seketika buat tensi darahnya naik, kabar yang buatnya ingin seolah membelah bumi tempat ia berpijak, protes pada sang Illah, marah sejadi-jadinya pada Sang Robbul Jalil, karena orang yang selama ini telah memicu semangatnya, yang selama ini membangkitkan ghirahnya pada ilmu meluap-luap, yang selama ini juga buat dia lemas seketika, tak berkutik ketika berhadapan dengannya, tak sanggup walau hanya sekedar melihat tatapan matanya, yang selama ini sistem transportasi darah mengalir seolah tanpa melalui bilik, jantungnya yang selalu berdentum hebat, kalahkan pentasnya justin bieber bersama  loncatan jutaan fans  ketika Ilma komunikasi dengannya, yang tiap malam dalam pejaman matanya dia selalu hadir, yang merubahnya tiba-tiba sok melankolis, yang buat dia jadi gila di atas khyalan sadarnya, sungguh kejamnya dunia padanya saat itu, yang buatnya jadi kembali gelap.

            Sani….. lima menit yang lalu, mobil MPV dengan nomor polisi AE 4115 IH telah mengirim signal pada Izrail untuk segera mengantar Sani menyerahkan laporan pertanggung jawaban masa hidupnya terhadap Illahi Robbi,,,,,,(innalillahi wa inna ilaihi roji’un). Linangan air mata Ilma menetes bersamaan dengan dikirimnya berita bahwa, ozi akhirnya berhasil memanipulasi dokumen-dokumen persyaratan dia berangkat ke Australia. Parahnya, entah bagaimana akal busuk manusia berhati batu itu telah memakai semua nilai-nilai hasil ujian yang sebenarnya milik Ilma dia atas namakan dirinya. Otomatis Ilma gagal 100% berangkat ke Australia dengan beasiswa itu. Padahal ini harapan, impian, dan keinginan akbar Ilma yang selama ini ia perjuangkan berjalan bersama harap-harap cemas perasaannya pada Sani. Dalam deretan pengumuman itu ada nama Sanni yang sebenarnya juga turut berangkat. Namun ajal telah lebih dulu datang menjemputnya.

            Banjir air mata Ilma justru lebih banyak tumpah karena Sani yang selamanya tak kan pernah kembali   ia tatap, Cinta yang selama ini belum pernah sedikit pun tersampaikan, harus kembali ia tanam dalam-dalam. Padahal selama ini Sang misterius itu ternyata adalah Sani. Sani telah lama mangagumi Ilma, dia sengaja menjadi pemuja rahasia karena ingin membuktikan seberapa jauh Ilma tertarik padanya. Dia tak ingin semuanya instan, terjebak nafsu sementara, yang tak pernah diketahui kemana arahnya. Dia sengaja menjadi detektif untuk mengetahui batin terdalam Ilma. Walaupun Sani atau Ilma juga suka padanya. Keterangan ini dia temukan dalam dokumen-dokumen pribadi Sani yang tersimpan di dalam folder komputer yang oleh adiknya diperlihatkan pada Ilma, remuk tulang-tulang Ilma ketika ia temukan sederat kalimat yang tertulis :

“ Australia menjadi impian terbesarku tuk berlabuh, kembangkan lipatan-lipatan otak yang selalu haus akan ilmu bersamamu..wahai az zahra qalbuku, kan kubangun gubuk kecil di sana, beratap semangat, beralas jutaan rasa penasaran akan luasnya pengetahuan, pintunya adalah uraian senyumanmu, jendelanya berupa rangkaian fitrah cintaku, kesabaranku tak akan berujung sampai pintu hatimu dapat kuketuk, wahai Ilmaku……”

Tak ada yang bisa Ilma lakukan selain getarkan bibirnya seraya berbisik…”YA WADUD,  KUATKANKU.  .” lirih Ilma dalam deraian air matanya.


Komentar Yuk..