Selasa, 27 Agustus 2013

Ulama Konselor

Oleh : Desi Khulwani
Mahasiswa Bimbingan & Konseling Islam 2011

Telah banyak praktek konseling secara terstruktur maupun tidak terstruktur yang keduanya bertujuan untuk  memecahkan masalah. Jika kita mengingat lagi sejarah islam bahwa Praktek konseling tidak terstruktur atau  non profesi  telah banyak dilakukan bersamaan  sebelum adanya teori-teori tentang konseling maupun teori tentang profesionalitas praktek konseling, karena sejarah  islam telah banyak mempraktekkan konseling non profesi tersebut, yang dicontohkan Nabi-nabi dan para Ulama. Yakni sejalan dengan spiritualitas Nabi dan Ulama yang memiliki derajat kemuliaan menggungguli manusia biasa. Oleh karenanya tidak heran ketika praktek non profesi banyak dilakukan para ulama zaman sekarang dengan ilmu agama dan  spiritualitas yang tidak diragukan lagi.

Ulama sebagai tokoh yang bersahaja dari zaman dahulu hingga sekarang, karena derajat kemuliaan seorang ulama yang dipandang pertama kali oleh masyarakat secara umum. Kemuliaannya yang memancarkan charisma ketentraman, saat memandang bahkan saat bertutur kata yang membawa kedamaian. Inilah salah satu kunci mudahnya dalam penyelesaian masalah,  sehingga menciptakkan ketundukan dan rasa hormat masyarakat terhadap ulama. Apa yang diucapkan dan diperintahnya akan senantiasa dijalani dengan ikhlas, karena masyarakat telah meyakini bahwa apa yang diperintah dan dilaranganya sebuah bentuk kebenaran dan membawa pada kebaikan.

Jika kita tarik dari konseling nonprofesi zaman dahulu hingga sekarang, maka kunci sukses dari proses konseling bukan profesionalitas, maupun keunggulannya dalam menganalisis teori, namun  karena ketinggian derajat kemuliaannya yang tergambar dari kepribadian, karakter, akhlak, dan tercermin dalam  perkataan  yang menghangatkan dan mampu mengurangi 90% beban permasalahan, karena pada dasarnya permasalahan apapun berpusat dari hati maka hatilah yang perlu percikkan ketenangan.

Oleh karena itu para Ulama maupun para Nabi yang dijadikkan contoh bagi konselor islam saat ini, bukan hanya pada profesinilatas semata melainkan pada tingkat spiritualitas seorang konselor layaknya seorang ulama yang hal itu mampu dilakukan oleh siapapun dengan cara menjalani proses menuju  spiritulitas.  Tidak ada proses yang cepat dan mudah,  maka perlu perjuangan dan pengorbanan sehingga mampu  makna spiritulitas dengan mengenal agama dalam  keimann dan ketakwaan, serta  pemahaman terhadap islam secara konfrehensip.

Mengapa segala hal dikaitkan dengan agama, iman, takwa?, maka salah satu  jawabannya ada pada kebenaran firman Allah bahwa “ingatlah Aku maka Aku akan mengingatmu” suarat ayat) , inilah kebenaran firman Allah yanag Allah sendiri yang berjanji dalam firman-Nya. Maka firman inilah yang bisa dijadikkan dasar bahwa agama, Iman dan Takwa adalah kadar intensitas manusia untuk mengingat Allah. Dan ketika manusia telah mudah untuk mengingat Allah maka Allah sendiri yang berjanji bahwa akan mengingat manusia itu dan inilah kunci pembuka pertolongan dan rahmat atas segala urusan manusia.

Mudah untuk disimpulkan bahwa keimanan manusialah yang membuka jalan kemudahan disetiap problem kehidupan, maka spiritualitas seorang konselor sangat penting dalam memecahkan  permasalahan klien, sebagaimana kewajibannya sebagai pembimbing umat. Spiritualitas seorang konselor tidak lain adalah jalan dakwah sebagaimana islam mengajarkan umat manusia untuk menyeru dalam kebenaran.


Komentar Yuk..