Minggu, 04 Agustus 2013

Puasanya Mahasiswa

Oleh : Yudi Setiawan
Mahasiswa Bimbingan & Konseling Islam 2011


Puasa adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan bahkan disaat-saat tertentu puasa diwajibkan kepada orang-orang yang bertakwa, seperti pada saat puasa dibulan Ramadhan yang akan segera datang ini. Ini menunjukan bahwa puasa sangat penting bagi sebuah konsekuensi keimanan, sebagai ajang pembuktian bahwa kita adalah orang yang beriman kepada Allah dengan menjalankan segala perintahnya termasuk ibadah puasa.

Namun puasa tidak hanya sebatas menahan untuk tidak makan dan minum dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari, atau dari imsyak sampai bedug mahrib seperti yang terlihat oleh mata lahiriah saja. Namun Ada makna yang terdapat dalam ibadah puasa. Puasa menjadi ajang untuk melatih kontrol diri menahan nafsu dari sifat-safat buruk serta menahan dari hal-hal yang dilarang Allah  dan agar lebih mendekatkan kita pada sang Pencipta, Allah SWT.

Terdapat nilai-nilai yang dapat kita ambil dari ibadah puasa. Salah satunya puasa juga mengajarkan kita kontrol sosial, karena dengan berpuasa kita ikut merasakan penderitaan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang kurang beruntung. seperti yang dapat kita temui dikolong-kolong jembatan atau perumahan-perumahan kumuh di pinggiran kota. Jangankan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, untuk hari itu saja mereka tidak tau apakah akan mendapatkan uang untuk membeli makanan atau akan mati kelaparan.

Jiwa sosial terhadap orang yang kurang beruntung inilah yang dewasa ini mulai terkikis oleh budaya hedonistik, individualisme, maupun akibat dari kapitalisme. menjadi sebuah tugas besar bagi kita mahasiswa yang mempunyai peran sebagai “agent of change” atau agen perubahan yang merubah ketidaksesuaian menjadi lebih baik. Melalui peranannya inilah diharapkan mahasiswa mampu tergugah untuk merubah kemudian mengawal segala bentuk tatanan sosial kearah kesejahteraan bagi rakyat.

Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, itulah kata yang tepat. Jika kita menengok sejarah berbagai perubahan yang terjadi di negeri ini tidak lepas dari peranan mahasiswa. Seperti jatuhnya rezim Orde Baru menuju Reformasi pada tanggal 21 Mei 1998 . Orde Baru yang dinilai tidak bisa mensejahterakan rakyat dan mengakibatkan krisis ekonomi berkepanjangan adalah salah satu sifat peka terhadap apa yang dirasakan rakyat Indonesia pada saat itu. Ini pula yang tertanam dalam nilai puasa yaitu ikut merasakan penderitaan yang dialami orang lain, kemudian dari itu diharapkan akan membentuk pribadi sosial control.

Idealnya mahasiswa tidak mendahulukan ego, kepentingan pribadi maupun organisasi diatas kepentingan rakyat. Karena setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. semua tindakan yang dilakukan dan hasil dari suatu perjuangan ditentukan juga oleh niat awal. Apabila niat awal sebuah pergerakan hanya ingin menunjukan eksistensi diri atau organisasinya maka mereka akan mendapatkanya, namun sumbangsihnya tidak akan pernah berarti dalam ranah kemajuan bangsa.

Berawal dari niat yang baik untuk memajukan kehidupan masyarakat, Mahasiswa harus berpuasa menahan ego pribadi, maupun menekan kepentingan kelompok. Disamping itu mahasiswa juga harus menanamkan dalam-dalam nilai kegigihan dalam berjuang melawan segala bentuk ketidaksesuaian yang terjadi dan merubahnya menjadi lebih baik.

Seperti halnya ketika berpuasa, ada saat-saat yang sangat sulit ketika menjalaninya yaitu saat keadaan panas mengundang haus dan lapar. Perlu kesabaran serta kegigihan dalam menjalaninya hingga bedug maghirb sebagai tanda berbuka puasa. Begitupun sebuah perjuangan sebagai “agen of change”, segala perubahan tidak pernah terealisasikan dengan hanya kesenangan melaikan melaui usaha-usaha nan gigih dan menjadikan sabar menjadi teman dalam perjuangan.

Komentar Yuk..