Minggu, 04 Agustus 2013

Menjamu Tamu Agung

Oleh : Muhammad Vajr al-Fajr
Mahasiswa Bimbingan & Konseling Islam 2011

Waktu tak begitu cepat dan tak begitu lambat pula namun tak terasa satu tahun bulan ramadhan yang lalu telah lewat satu tahun dan kini kita semakin dekat lagi dengan tamu yang selalu kita nantikan yaitu bulan suci ramadhan. 

Berbagai persiapan mualai dilakukan banyak umat muslim di dunia tak terkecuali di indonesia , bayak dilakukan  razia tempat-tempat hiburan dan berbagai operasi pembersihan untuk menyambut tamu agung yaitu bulan suci ramadhan. Di luar sana berbagai kalangan dari mulai aparat penegak hukum gencar melakukan operasi pembersihan praktik-praktik maksiat di berbagai plosok kota, polisi gencar mengadakan pembersihan minuman haram dan memusnahkanya. Di sisi lain dikalangan anak muda terutama remaja masjid berbondong-bondong dengan mengadakan rapat membahas persiapan dan kegiatan apa saja yang akan diagendakan untuk menjamu bulan suci ramadhan ini. Dari mulai persiapan dengan yang dilakukan para remaja masjid biasanya melakukan gotong-royong kerjabakti mulai dari memebersihkan masjid, sekitaran masjid dan pemebrsihan karpet-karpet masjid yang kusam berdebu demi rasa nyamannya beribadah terutama sholat tarawih dan kegiatan yang dilakukan di masjid.  

Para remaja masjid pun sibuk dengan persiapan ramadhan, namun di tempat lain yaitu tempat pencucian karpet mulai sibuk melayani antrian pelanggan yang ingin mencucikan karpet masjid. Namun di desa biasanya mereka memilih untuk membersihkan karpet masjidnya dengan bergotong royong karena dinilai akan lebih mengakrabkan para remaja sekaligus melihat kekompakan dan kemajuan remaja masjidnya. Inilah beberapa potret kegiatan menjelang bulan suci ramadahn di desaku yang tidak pernah ada kata berhenti. 

Kegiatan ramadhan biasanya di isi dengan berbagai kegiatan mulai dari sore hari pengajian menjelang berbuka puasa dimana beberapa pemudanya sibuk untuk menjadi pramusaji menghidangkan makanan dan minuman untuk jamuan pengajian menjelang bukan puasa. Menjelang solat tarawih beberapa remaja siap-siap untuk mendampingan anak-anak salat tarawih dan salah satunya menjadi imam sesuai jadwal yang telah ditenetukan kegiatan ini sudah berlangsung 4 periode ramadhan sampai sekarang. Selain itu juga di jadwalkan Kultum (Kuliah tujuh menit) inilah yang menjadi tantangan beberapa anak muda di desaku karena tidak semua anak muda berani tampil kultum di mimbar dengan mayoritas jama’ah shalat tarawih orang tua, pastinya rasa tidak percaya diri akan menghantui. Di masjid-masjid pastinya gencar diadakan kegiatan kultum, namun di desa kegiatan kultum malah menjadi sebuah perlombaan anak muda untuk berlomba-lomba mearih pahala. 

Lihatlah potret remja masjid yang ada di kota dan di desa jelas akan berbeda jauh ketika ada kegiatan kultum banyak yang akan maju apabila ada imbalan, namun bisa di katakan wajar karena langkanya remaja masjid yang berada di kota dan berani untuk berkultum di atas mimbar, dan ini adalah kesempatan bagus untuk para mahasiswa yang tinggal di masjid-masjid sebagai takmir masjid dengan mengikuti berbagai kegiatan bulan ramadhan. Namun untuk melatih ramaja masjid di desa mengadakan pelatihan kultum untuk melatih keberanian berbicara di depan orang lain. Di sisi lain kami panitia ramadhan tidak kehabisan akal karena selain membuat jadwal kultum sholat tarawih, panitia ramadhan juga memebuat jadwal kultum di organisasi Tadarusan putra, Dimana semua anggota yang ikut tadarusan ramadhan wajib dijadwal untuk kultum setiap pertemuan. Kultum di oraganisasi ini dimaksudkan sebagai latihan apabila belum berani kultum di mimbar.

Rata-rata semua anggota terjadwal karena kegiatan tadarusan putra berlangsung setiap hari selama bulan ramadhan.Selain program kultum para remaja juga dijadwalkan untuk menjadi pembawa acara dalam pengajian menjelang buka puasa, ini dimaksudkan juga supaya para remaja berlatih untuk berbicara di depan banyak orang, selian itu kegiatan ini juga bermanfaat melatih individu untuk belajar percaya diri dalam berbicara. Dengan banyaknya organisasi maka remaja masjid pun memanfaatkan SDM dan sumberdaya da organisasi yang ada di desa ini.Kegiatan yang paling padat dibulan ramadhan adalah ketika akan menjelang akhir-akhir ramadhan dimana para remaja dan pemudanya di desaku ini tak pernah berhenti untuk memebuat kegiatan yang meriah salah satunya adalah halal bi halal kegiatan yang dilaksanakan setiap idul fitri. Dimana setiap akhir ramdhan para remajanya pada sibuk melakukan berbagai persiapan.

Disisi lain masjid-masjid di kota besar dan beberapa desa hanya melakukan takbiran pada malam akhir puasa namun pemandangan di desaku hampir setiap tahun pasti berbeda pemudanya sudah pembagian tugas mulai dari siang hari hingga pagi hari. Remajanya sibuk memasak mempersiapkan hidangan untuk kegiatan halal bi halal.Pagi-pagi sekitar jam 7 para remaja masjid sudah pada sibuk mempersiapkan peralatan dan panitia zakat sudah stand buy untuk mengurusi zakat, pembagian tugas sudah merata dengan semua anggota mualai dari gotong-royong persiapan halal bi halal dan zakat serta pencaraian bahan untuk menu esok paginya lebaran.Dan dipastikan seluruh warga desa berkumpul dimasjid untuk saling bermaafan, dari sininalah kegiatan Ramadhan berawal dan puncaknya berakhir di bulan idul fitri. Remaja masjid pada sibuk mulai darai menjadi pramusaji dan beberapa menghandel acara yang sangat meriah ini agar berhasil sesuai dengan rencana. Tradisi ini turun-temurun dari sejak  diri ini masih kecil hingga sekarang masih terjaga karena kekompakan dan perjuangan para pemuda dan remaja masjid. 

Kegitan ini tak pernah terlewatkan dan pasti setiap tahun akan terus ada dan diadakan untuk meramaikan bualan Ramadhan serta lebaran, karena dari mana lagi jika sebuag desa dilihat kemajuan, perkembangannya jika tidak dari pemuda serta remajanya. Dari masjid kita bangkit, pemuda remaja masjid penggerak kejayaan dan kemajuan umat Islam.

Komentar Yuk..