Oleh : Yogi Abdul Aziz
Mahasiswa
Bimbingan & Konseling Islam 2011
Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang
penuh berkah. Dimana pada bulan suci ini umat muslim dikhususkan untuk
beribadah yang lebih giat lagi dari bulan-bulan sebelumnya. Pada bulan ini
banyak sekali pahala yang tidak bisa didapatkan selain di bualn suci Ramadhan,
hal ini Sebagaimana dalam hadis Rasulullah saw:
مَنْ صَامَ رَمَضان اِيْمَانًاوَاحْتِسَابًاغُفِرَلَهُ مَاَتَقدَمَ
مِنْ ذَنْبِهِ وَمَاتَاَخَر
Artinya: "barang siapa yang berpuasa
pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah, akan
diampuni dosa-dosanya yang terdahulu" (HR. Ahmad dan Ashhabus Sunah).
Jadi tidak salah jika umat muslim yang
akan mengerti keunggulan dibulan suci Ramadhan mesti mereka tidak akan
menyia-nyiakannya kesempatan yang waktunya hanya sebulan dalam satu tahunnya.
Nmaun yang mengetahui keunggulan bulan suci Ramadhan belum secara universal dan
inilah yang disayangkan umat muslim diera moderen ini.
Keragaman umat muslim dalam menyambut
bulan suci Ramadhan
Bulan yang satu ini sudah tidak asing lagi
untuk didengar, bahkan untuk dirayakanoleh semua kalangan ummat muslimdiseluruh
belahan dunia, akan tetapi dalammerayakan bulan yang satu initidak terlepas
dari berbagai uamt muslim yang menyambutnya secara berbeda-beda, diantaranya
ada yang merayakan sesuai dengan kaidah yang berlaku "ketika di bulan suci
ramadhan", ada juga yang merasa biasa saja akan tetapi ikut menjalankan
ibadah di bulan suci Ramadhan, ada juga tidak ikut menjalankan ibadah di bulan
suci Ramadhan akan tetapi ia ikut memeriahkannya, dan yang trakhir tidak
terpengaruhi sama sekali.
Tidak bisa dipungkiri jika ummat muslim
merayakan iabadah dibulan suci Ramadhan sesuai dengan kaidah yang
berlaku, seperti bagaimana mereka cara berdadb-adaban dalam
berkonsultasi hingga mengajukan proposal permohonan kepada Allah SWT. Karena
pada dasarnyadi bulan ini merupakan sebuah keuntungan yang tidak ternilai
dengan materi, maka dari itulah dianjurkannya untuk lebih memantapkan dalam
beribadah kepada Allah SWT, akan tetapi umat muslim seperti ini sudah mulai
terkikis oleh budaya asing yang perkembangannya semakin pesat, sehingga
identitas muslim yang sebenarnya menjadi tersingkirkan oleh budaya asing.
Disamping yang merayakan dengan
sungguh-sungguh ada pula ummat muslim dalam merayakannya secara biasa-biasa
saja, dalam artian mereka hanya menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan,
namun perilaku sehara-harinyatidak berubah, kesehariannya itu tidak jauh
berbeda dengan bulan-bulan yang lainnya. Ummat muslim seperti ini sudah tidak
lajim lagi dengan keberadaannya dihadapan kita, karena kebiasaan seperti ini
hampir 95% diseluruh belahan dunia. Maka dari itu perlunya ada evaluasi yang
lebih mendalam mengenai eksistensi umat muslim saat sekarang ini.
Ada juga umat muslim yang tidak ikut serta dalam
ibadah di bulan suci Ramadhan, mereka hanya memeriahkan sebagaimana umat muslim
yang lainnya. Perihal seperti ini sudah menjadai buadaya yang sudah berlaku
secara turun temurun hingga sekarang.
Adapun kategori yang terakhir yaitu dengan
datangnya bulan suci Ramadhan ummat muslim yang satu ini tidak terpengaruhi
sama sekali, mereka merasa hal yang biasa-biasa saja. Merka ini dalam KTP
(Kartu Tanda Penduduk) tercantum Bergama islam, akan tetapi mereka ini tidak
menjalankan sebagaimana yang diajarkan dalam ajaran agama Islam. Ketika bulan
suci Ramadhan mereka tidak ikut serta dalam menyambut bahkan menjalankan
ibadah puasa sebgaiaman uamt muslim yang lainnya. Pada intinya anatara bulan
suci ramadhan dan bulan yang lain dihadapan mereka tidak ada bedanya sama
sekali. Umat muslim seperti ini bagaikan "ikhfa" (samar-samar)
dan sifat seperti ini perlunya direnopasi ke arah "idzhar" (jelas)
dalam artian ikhfa disini mereka belum ada kejelasan mengenai beragama, maka
dari itu perlunya ada kejelasan antara beragama atau tidaknya karena
dikhawatirkan mereka hanya sebatas nongkrong beragama atau hanya ingin mencari
identitas saja, karena paradigma saat sekarang ini hanya dijadikan background
saja.
Dari keempat kategori ini manakah yang
akan kita pilih, namun tidak bisa dipungkiri umat muslim saat sekarang ini
lebih dominan pada kategori yang kedua karena pada dasarnya manusia itu sendiri
diciptakan oleh Allah SWT tempatnya kebenaran dan tempatnya kesalahan.Perlu
kita sadari umat mulsim saat sekarang ini mulai terkikis oleh budaya luar,
sehingga dalam merayakan bahkan menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan tidak
ada bedanya dengan bulan-bulan yang lainyaitu dengan diindikasikan moral
kesehariannya belum mampu merubah kearah yang lebih baik, apa lagi di era
globalisasi ini uamt muslim dihadapkan kepada kehidupan yang serba berbagai
"instant"yang sifatnya lebih ke sekuler dan dari sinilah jati diri
manusia yang sebenarnya akan hilang secara begtiu saja. Disamping itu umat
muslim sekarang mudah ter "doktrin"oleh budaya asing, sehingga dengan
seiringnya waktu secara perlahan budaya lokal sedikit demi sedikit mulai
terkikis dengan kedatangannya budaya asing.
Untuk menghindari semua keburukan itu maka
disini para cendikiawan muslim perlunya update dengan segala perubahan jaman
yang kian semakin pesat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
kuntowijoyo dalam bukunya "filsafat ilmu" yaitu para cendikiawan
muslim diwajibkan untuk mempelajari strukturalisme transcendental. Dimana
strukturalisme transcendental ini suatu metode untuk menganalisa gejala sosial,
khususnya di Indonesia. Dengan bertujuan untuk menerapkan ajaran agama islam
yang terkandung dalam teks lama "al-Qur'an dan hadist" pada konteks
sosial pada masa kini tanpa merubah struktur islam itu sendiri, yang pada
akhirnya akan terealisasinya ilmuisasi profetik islam.
Keunggulan orang yang berpuasa dihadapan
Allah SWT
Orang yang ber pusa dihadapan Allah
sungguh amatlah mulia baik secara dzohir maupun batin. Orang yang berpuasa
diberikan keindahan sebagaimana hadis Rasulullah dalam kitab tanqihul kaul:
قال صل الله عليه وسلم َلخَلُوْفُ فَمِ الصَّاِئِم اَطْيَبُ
عِنْدَاللهِ مِنْ رِيْح اْلِمسْكِ
Artinya: sabda raulullah Saw sesungguhnya
bau mulutnya orang yang berpuasa itu disisi Allah lebih harum dari baunya
kasturi.
Bahkan rasul Allah memberikan
sanjungan-sanjungan yang lainnya badi yang menjalankan ibadah puasa dibulan
ramadhan, sebagaimana yang terdapat dalam kita tanqihul kaul:
نَوْمُ الصَّاِئمِ عِبَادَةٌوَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ
مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ
Artinya: sabda Rasulullah Saw tidurnya
orang yang berpuasa itu ibadah, diamnya itu baca tasbih, amalnya itu
dilipat-lipat, do'anya itu dikabulkan, dan dosanya itu dimaafkan.
Dari kedua hadis ini merupakan sebuah
penghargaan bagi umat muslim yang menjalankan ibadah puasa dengan
sungguh-sungguh.
Di bulan suci Ramadhan semua ahli
kubur mendapatkan nikmat kubur
Di bulan penuh berkah ini Allah SWT
menurunkan berbagai keberkahan terutamanya untuk umat muslim. Disamping umat
muslim yang masih hidup bulan ini pula sangat ditunggu-tunggu oleh uamt muslim
yang sudah Al-Marhum. Ketikan tibanya bulan suci ramadhan semua ahli kubur
mendapatkan nikmat kubur selama bulan suci Ramadhan penuh kecuali selain muslim.
Sering orang berkata bahwa jika umat
muslim meninggal dunia ketika di bulan suci ramadhan sungguh mereka sangat
beruntung karena mereka tidak langsung dihisab, akan tetapi langsung mendaptkan
nikmat kubur selama satu bulan pebuh. Bahkan sering dilontarkan oleh para ulama
ketika berceramah bahwa orang muslim yang sudah meninggal sangat
menunggu-nunggu dengan kedatangan bulan suci ramadhan, berbeda halnya dengan
manusia yang masih hidup banyak sekali berbagai ragam dalam menyambutnya,
sebagaimana yang empat kategori tadi pada bagian awal.